Profil Sekolah

Selasa, 08 Juli 2014

Komposting dan Lomba Memungut Sampah (Gomihiroi) bersama Benesse Corp.

“Are u ready”, teriakan semangat dari Ayaka, salah satu anggota dari tim BeCo yang datang ke SDN Limusnunggal 01. Tim BeCo adalah tim yang disiapkan oleh Benesse Corporation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan material untuk belajar bagi sekolah-sekolah di Jepang. 

Kegiatan yang dilakukan Tim BeCo di SDN limusnunggal adalah memberikan pelatihan tentang pembuatan kompos dan lomba memungut sampah. Pelatihan membuat kompos diadakan tanggal 13 November , pelatihan yang ditujukan untuk guru-guru ini ternyata sangat diminati oleh banyak guru. Selain dari penyampaian yang unik, daya tarik asing juga berperan dalam pelatihan ini.

“Ini penting, jadi kita bisa ajarkan ke murid juga untuk membuatnya” ujar Pak Jaja, Pelatihan ini memang memiliki tujuan akhir keseluruh siswa SDN limusnunggal 01, para guru diharapkan dapat mengajarkan pengetahuan ini kepada anak didik mereka agar bisa diterapkan di sekolah dan tempat tinggal mereka. Dengan membuat kompos, secara otomatis, jumlah sampah organik akan berkurang. 

Kegiatan kedua dari TimBeCo adalah Gomihiroi. Gomi-hiroi. Hiroi merupakan kegiatan yang sedang tren di Jepang, Kegiatan ini menjadikan kegiatan memungut sampah menjadi sebuah kegiatan olahraga. 

Gomihiroi di SDN Limusnunggal 01 berfokus kepada siswa kelas 4 SD. Target dari kegiatan ini adalah menyampaikan bahwa kegiatan memungut sampah pun bisa menjadi menyenangkan, Jadi selain bisa berolahraga dan bermain, sekolahpun menjadi bersih. Semga Gomihiroi ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia. 
 
  









Rabu, 30 April 2014

Bank Sampah In Action

 

Bank Sampah sekolah merupakan gerakan swadaya untuk mengajak siswa SDN Limusnunggal 01 mengurangi volume sampah melalui upaya memilah dan memanfaatkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi sekolah. Kegiatan ini merubah paradigma pengelolaan sampah ‘kumpul-angkut-buang’ menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah bermakna agar sekolah dapat melaksanakan kegiatan pembatasan timbunan sampah, dan pendauran ulang sampah.

Pelaksanaan bank sampah mengajarkan siswa untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran siswa dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada akhirnya mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah ini akan menjadi momentum awal bagi SDN Limusnunggal 01 untuk membina kesadaran kolektif siswa untuk memulai memilah mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru di sekolah tersebut. Secara tidak langsung siswa akan memahami tentang pemilahan sampah dan proses daur ulang sebuah sampah disamping keterlibatan mereka dalam menjaga lingkungan dan menghasilkan uang untuk keperluan sekolah saat melakukan kegiatan bank sampah



Skema Bank Sampah Limusnunggal 01


Lomba membuat Tempat sampah

Tawa riuh peserta dan penonton mewarnai acara lomba membuat tempat sampah kreatif orang tua. Acara yang diselenggarakan pada 28 September 2013 tersebut diikuti oleh 4 tim yang terdiri dari 17 orang tua siswa. “Sering-sering diadakan Pak, acara ini bisa menjadi sosialisasi ke orang tua tentang program sekolah yang sedang berjalan” ujar Ibu Manurung, salah satu orang tua siwa SDN Limusnunggal 01. Daya tarik lain dari lomba ini adalah, hadirnya Yutaka dari Benesse sebagai juri lomba, “bikin tambah semangat” kata salah satu peserta lomba.

Lomba yang cukup menyedot perhatian banyak orang ini berlangsung selama dua jam (10.00 WIB - 12.00 WIB). Keempat tim benar-benar menunjukkan kerjasama yang luar biasa selama proses lomba. Tidak hanya itu, kreatifitas yang dihasilkan juga sangat mengejutkan. Bisa dibayangkan jika seluruh orang tua siswa mau membantu membuat tempat sampah kreatif tidak hanya saat lomba. Sekolah pasti akan terlihat menarik.

Tepat jam 12.00 WIB lomba selesai, Yutaka meniup peluit panjang layaknya pertandingan sepakbola yang telah berakhir. Banyak indikator yang dinilai Yutaka, tidak hanya keindahannya, tapi juga kecepatan menyelesaikan dan bahan baku yang digunakan. 

Setelaha menimbang beberapa saat, Yutaka mengeluarkan keputusan baru yang mengejutkan, yaitu akan membagi pemenang menjadi juara satu dan juara dua saja. Itu artinya ada dua juara 1 dan dua juara 2. Hal ini dilakukan Yutaka karena Yutaka sendiri merasa sangat kesulitan untuk menyisihkan satu kelompok.

Semoga semangat seperti akan selalu ada di dalam jiwa orang tua siswa SDN Limusnunggal 01.


Juara satu lomba

Hasil karya orang tua